Prediksi Kripto Yang Akan Naik 2025

Prediksi Kripto Yang Akan Naik 2025

Decentralized Autonomous Chatbot dan Solusi Proof-of-Personhood

Konsep chatbot AI otonom yang didukung teknologi lingkungan eksekusi terpercaya (trusted execution environment atau TEE) juga diproyeksikan akan berkembang pesat. TEE memungkinkan aplikasi berjalan di lingkungan yang aman, memastikan bahwa chatbot tidak dikendalikan oleh manusia.

Analis memperkirakan bahwa gagasan besar berikutnya adalah decentralized autonomous chatbot (DAC). Chatbot semacam ini diproyeksi bisa membangun audiens melalui konten menarik, baik yang bersifat menghibur maupun informatif.

Bersamaan dengan itu, proof-of-personhood akan menjadi elemen penting dalam menghubungkan konten digital dengan identitas unik pengguna, mencegah manipulasi jaringan oleh AI dan ancaman siber lainnya.

Stablecoin Sebagai Alat Pembayaran

Stablecoin diperkirakan akan semakin diadopsi sebagai alat pembayaran utama, terutama di kalangan bisnis kecil dan menengah. Stablecoin menawarkan alternatif yang lebih murah dibandingkan dengan biaya transaksi kartu kredit tradisional, yang sering kali membebani margin keuntungan perusahaan.

Selain itu, perusahaan besar juga diperkirakan akan mulai menggunakan stablecoin untuk memotong biaya pembayaran hingga 2%, memberikan dampak signifikan pada efisiensi operasional mereka. Namun, adopsi ini memerlukan solusi tambahan untuk perlindungan terhadap penipuan dan identitas, yang biasanya disediakan oleh penyedia kartu kredit.

Prediksi Kripto 2025 dari VanEck

Bitcoin (BTC) diprediksi memimpin pasar dengan nilai tertinggi sepanjang masa pada awal 2025.

VanEck memproyeksikan nilai Bitcoin mencapai US$180.000, sementara Ethereum melampaui US$6.000. Prediksi ini mencerminkan optimisme terhadap adopsi yang lebih luas dan inovasi dalam sektor kripto.

Solana (SOL) dan Sui (SUI) juga diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan, dengan SOL yang akan melampaui US$500 dan SUI yang akan mencapai lebih dari US$10.

Namun, siklus pasar ini juga diprediksi akan diikuti oleh koreksi tajam hingga 30 persen pada BTC, sementara altcoin bisa mengalami penurunan hingga 60 persen sebelum pulih kembali pada musim gugur.

“Kami memantau tingkat pendanaan tinggi yang bertahan lama sebagai indikator utama bahwa pasar mendekati puncaknya,” ungkap tim VanEck dalam sebuah laporan.

Di tingkat regulasi, AS diperkirakan akan memperkuat posisinya terhadap kripto dengan pengadopsian aset digital sebagai cadangan strategis.

Hal ini didukung oleh kepemimpinan baru yang pro-kripto di bawah pemerintahan Donald Trump, termasuk penunjukan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Presiden JD Vance, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Keuangan Mary Bessent, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Paul Atkins, Ketua Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Jelena McWilliams, Menteri HHS RFK Jr, dan banyak lagi.

“Penunjukan ini menandakan tidak hanya berakhirnya kebijakan anti-kripto, seperti de-banking sistematis perusahaan kripto dan pendirinya, tetapi juga dimulainya kerangka kebijakan yang memposisikan Bitcoin sebagai aset strategis,” ungkap laporan tersebut.

Dalam hal penambangan Bitcoin, jumlah negara yang memanfaatkan sumber daya pemerintah untuk aktivitas ini diperkirakan akan mencapai angka dua digit (saat ini ada tujuh negara).

Hal ini sejalan dengan meningkatnya adopsi BRICS, didukung oleh langkah Rusia yang berencana menggunakan kripto untuk menyelesaikan perdagangan internasional. Perkembangan ini menegaskan peran Bitcoin yang semakin signifikan dalam strategi ekonomi global.

Tokenisasi sekuritas diproyeksikan berkembang pesat, membawa aset tradisional ke blockchain sumber terbuka atau open source pada 2025. Nilai tokenisasi sekuritas ini diprediksi melampaui US$50 miliar, dengan banyak perusahaan besar mulai menjajaki teknologi ini.

Saat ini, ada sekitar US$12 miliar sekuritas yang ditokenisasi di blockchain, dengan mayoritas (US$9,5 miliar) adalah sekuritas kredit swasta tokenisasi yang terdaftar di blockchain semi-teregulasi milik Figure yang disebut Provenance.

“Kami percaya bahwa tahun depan akan menjadi momen terobosan untuk aset-aset tokenisasi di blockchain open source,” tambah timmVanEck.

Stablecoin diproyeksikan akan menjadi elemen utama dalam pembayaran lintas negara, dengan volume harian mencapai US$300 miliar. Pertumbuhan ini akan didukung oleh adopsi global, remittance, serta integrasi dengan jaringan pembayaran utama.

“Dengan lonjakan adopsi, stablecoin akan merevolusi cara dunia melakukan transaksi,” ungkap tim VanEck.

Agen AI berbasis blockchain siap berkembang pesat, mendominasi sektor DeFi, sosial media dan aplikasi konsumen. Agen-agen ini akan memperluas fungsinya dari investasi hingga moderasi komunitas digital, menciptakan peluang baru di dunia kripto.

Agen AI umumnya dilatih dan dipasok data untuk fokus pada satu bidang tertentu. Saat ini, protokol seperti Virtual menyediakan alat bagi siapa saja untuk menciptakan agen AI yang dapat menjalankan tugas on-chain.

Virtual mempermudah akses bagi non-ahli ke kontributor agen AI yang terdesentralisasi, termasuk fine-tuner, penyedia data dan pengembang model, sehingga individu tanpa latar belakang teknis dapat membangun agen AI mereka sendiri.

Akibatnya, terjadi peningkatan besar dalam jumlah agen yang dapat disewakan oleh pembuatnya untuk menghasilkan pendapatan.

“Agen AI akan menjadi salah satu inovasi terbesar yang mendorong sektor blockchain,” ungkap tim VanEck.

Layer-2 Bitcoin diproyeksikan tumbuh enam kali lipat, mempercepat adopsi untuk solusi skalabilitas dan transaksi cepat. Total nilai terkunci (TVL) layer-2 ini diperkirakan mencapai 100.000 BTC pada akhir 2025, menunjukkan potensi besar dalam memperluas ekosistem Bitcoin.

Solusi layer-2 (L2) Bitcoin mencatat pertumbuhan luar biasa sepanjang tahun 2024, dengan total nilai terkunci (TVL) melampaui 30.000 BTC—meningkat 600 persen dalam setahun, setara dengan sekitar US$3 miliar.

Saat ini, terdapat lebih dari 75 proyek Bitcoin L2 yang sedang dikembangkan, meskipun hanya segelintir yang diperkirakan akan meraih adopsi signifikan dalam jangka panjang.

Ethereum menghasilkan US$1 miliar dari biaya transaksi melalui peningkatan penggunaan layer-2 dan optimasi rollup. Adopsi ini tidak hanya mendorong efisiensi, tetapi juga memperkuat posisi Ethereum sebagai blockchain terkemuka.

“Pada akhir tahun 2025, kami memproyeksikan bahwa biaya Blob Space akan melampaui US$1 miliar, naik dari level yang dapat diabaikan saat ini. Pertumbuhan ini akan memperkuat peran Ethereum sebagai lapisan penyelesaian utama untuk aplikasi terdesentralisasi sekaligus memperkuat kemampuannya untuk menangkap nilai dari ekosistem L2 yang berkembang pesat,” jelas VanEck.

DeFi diproyeksikan mencetak rekor baru dengan total nilai terkunci (TVL) mencapai US$200 miliar dan volume perdagangan menyentuh US$4 triliun. Aplikasi berbasis AI, tokenisasi aset dan dApps berbasis konsumen menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.

Proyek seperti Pudgy Penguins dan Miladys berhasil menghidupkan kembali pasar NFT dengan pendekatan inovatif, membawa volume perdagangan kembali ke angka US$30 miliar.

“Meskipun volume perdagangan NFT mungkin tidak akan mencapai titik tertingginya pada siklus sebelumnya, kami rasa omzet tahunan sebesar US$30 miliar dapat dicapai, sekitar 55 persen dari puncaknya pada tahun 2021, karena pasar beralih ke arah keberlanjutan dan relevansi budaya daripada sensasi spekulatif,” jelas tim VanEck.

Inovasi dalam dApps, termasuk jaringan DePIN dan AI, akan membantu token dApp mempersempit kesenjangan performanya dengan koin layer-1. Peluncuran aplikasi terdesentralisasi yang inovatif diproyeksikan menjadi motor utama perubahan ini.

“Token dApp memiliki potensi besar untuk menyamai performa layer-1 dalam waktu dekat,” tambah tim VanEck.

Dengan momentum yang terus tumbuh, para pelaku pasar percaya bahwa inovasi dan adopsi yang lebih luas akan mendorong sektor kripto menuju puncak baru pada 2025. [st]

Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Max Verstappen (Red Bull) memprediksi pertarungan untuk memperebutkan gelar juara dunia pada Formula 1 musim 2025 dan 2026 akan berlangsung lebih sengit karena persaingan yang lebih merata.

“Ini luar biasa – empat gelar juara sungguh luar biasa. Tentu saja, saya juga berharap itu tidak berhenti di sini dan saya berharap kita dapat meraih kesuksesan dalam jangka waktu yang lebih lama. Anda sudah dapat melihat tahun ini persaingannya sangat ketat,” kata Verstappen, dikutip dari laman resmi Formula 1, Sabtu.

“Namun, pada tahun (2025 dan) 2026, banyak hal akan berubah dan mungkin beberapa tim lain akan kembali kompetitif. Untuk saat ini, saya pikir sangat penting untuk menikmati momen ini, bangga dengan apa yang telah kami capai sebagai sebuah tim, dan kami akan mencoba lagi tahun depan,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Verstappen merasa lega raih gelar di musim yang intens

Mengenai dinamikanya pada musim 2024, pembalap Belanda itu mengatakan ia dan tim mengalami tahun yang naik-turun karena persaingan lebih ketat di antara seluruh tim.

“Musim ini seperti yang Anda lihat, naik-turun. Kami mengawali tahun dengan sangat baik, semuanya tampak hebat,” kata Verstappen.

“Kompetisi ini menuntut pekerjaan yang hebat, tim banyak meningkatkan mobil mereka dan membuat segalanya jauh lebih sulit bagi kami, khususnya di (klasemen) konstruktor,” ujarnya menambahkan.

Meski demikian, Verstappen mengatakan tim tetap solid bahkan saat mengalami kesulitan di tengah musim dan di bawah tekanan.

Baca juga: McLaren bidik gelar juara dunia tahun depan

“Pada akhirnya saya sangat bangga dengan semua orang di tim. Tentu saja kami tidak berdiri di sini sebagai juara konstruktor, tetapi, di satu sisi, saya pikir kami pantas mendapatkan sedikit lebih banyak di kejuaraan itu,” kata dia.

Setelah kesuksesan terbarunya, Verstappen kini menjadi bagian dari daftar pembalap istimewa dalam sejarah F1 yang menjadi juara dunia empat kali, termasuk di dalamnya adalah Alain Prost dan Sebastian Vettel.

“Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda saat masih kecil. Anda melihat nama-nama itu dan berpikir ‘wow, itu sangat mengesankan’ dan berharap suatu hari Anda bisa naik podium,” kata dia.

Baca juga: Verstappen lagi, Verstappen lagi!

Baca juga: F1 dan Grand Prix Belanda resmi berpisah setelah 2026

Pewarta: Arnidhya Nur ZhafiraEditor: Junaydi Suswanto Copyright © ANTARA 2024

Prediksi harga mata uang kripto adalah proses memperkirakan nilai mata uang kripto pada masa mendatang. Prosesnya mencakup analisis berbagai faktor, seperti data harga masa lalu, tren pasar,

, dan kemajuan teknologi untuk menentukan potensi arah harga dari mata uang kripto tertentu.

Memprediksi harga mata uang kripto, baik itu

, dengan kepastian yang mutlak merupakan hal yang sulit karena volatilitas inheren dan sifat dinamis dari

. Namun, berbagai metode dan pendekatan dapat digunakan untuk membuat proyeksi harga yang lebih tepat.

Rekening BCA menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Indonesia karena keamanannya, jaringan luas, serta kemudahan akses. Namun, memiliki rekening BCA…

2024 telah menjadi tahun dengan pertumbuhan tren kripto yang berkembang pesat, dimulai dari penerapan Kecerdasan Buatan (AI) di awal tahun, memecoin yang mendominasi pada pertengahan tahun, hingga lonjakan minat terhadap altcoin di penghujung tahun ini.

Saat industri ini bersiap menyambut tahun baru, para analis dari a16zcrypto telah memproyeksikan tren utama yang akan mendominasi pasar kripto pada 2025. Berikut adalah tren yang diprediksi akan tumbuh di tahun mendatang.

Baca juga: FOMC Prediksi Ekonomi Dunia Membaik di 2025

Masuknya Agen AI dalam Proyek Kripto

Integrasi AI dalam proyek kripto diperkirakan akan mencapai level baru, di mana agen AI tidak hanya menjadi non-player characters (NPC) tetapi juga bertindak sebagai entitas otonom. Contoh yang ada saat ini, seperti Truth Terminal, sudah menunjukkan bagaimana AI dapat menggunakan aset kripto untuk transaksi dan menciptakan konten.

Di masa depan, agen AI ini diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk mengelola wallet kripto, private key digital, dan bahkan menjadi peserta independen dalam jaringan seperti Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePIN). Peran mereka dapat meluas mulai dari menjalankan node blockchain hingga menjadi elemen kunci dalam gim berbasis blockchain atau aplikasi AI terdesentralisasi lainnya.

‘App Store’ Khusus untuk Proyek Kripto

Hambatan yang dihadapi aplikasi kripto di platform seperti Apple App Store dan Google Play menjadi peluang bagi app store khusus untuk kripto. Misalnya, World App dari World, sebuah app store yang memungkinkan akses ke aplikasi mini mereka.

Adapun, Solana juga memiliki dApp Store tanpa biaya untuk pengguna ponsel Saga miliknya. Kedua contoh tersebut menunjukkan bagaimana perangkat keras seperti ponsel dapat menjadi keunggulan bagi app store kripto, mirip dengan bagaimana perangkat Apple mendukung ekosistem aplikasinya.

Di antara tren kripto lainnya, analis a16zcrypto juga memproyeksikan tokenisasi aset, termasuk aset-aset unik seperti data biometrik, diperkirakan akan meningkat pada 2025. Adapun pasar prediksi kripto juga diperkirakan akan semakin terdistribusi, dengan teknologi baru yang mendukung agregasi informasi untuk berbagai aplikasi, mulai dari tata kelola komunitas hingga keuangan.

Dengan infrastruktur yang semakin matang, berbagai sektor dapat memanfaatkan tokenisasi sebagai sumber pendapatan baru.

Di sisi lain, perusahaan kripto diperkirakan akan lebih berfokus pada infrastruktur berbasis pengalaman pengguna yang mmeungkinkan pemilik kripto untuk menjadi pengguna aktif.

Baca juga: 10 Tren Bull Market Kripto 2024 yang Paling Diperhatikan Institusi

Pasar bull kripto diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2025, di mana perusahaan manajemen investasi terkemuka, VanEck, telah hadirkan 10 prediksi kripto yang berani dan mengejutkan untuk ruang aset digital ini di tahun depan yang hanya kurang dari sebulan lagi.

Obligasi Pemerintah On-chain

Penerbitan obligasi pemerintah secara on-chain dapat menawarkan peluang baru dalam ekosistem kripto, dengan aset berbasis bunga yang didukung oleh negara tanpa kekhawatiran terkait pengawasan seperti dalam mata uang bank sentral (CBDC). Obligasi digital ini dapat menjadi sumber permintaan baru dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), meningkatkan stabilitas ekosistemnya.

Beberapa negara dengan kebijakan pro-inovasi kini sudah mulai mengeksplorasi manfaat blockchain publik dan tidak dapat diubah. Contohnya, Inggris melalui Financial Conduct Authority Inggris Raya (FCA) sedang menguji sekuritas digital, dan Kementerian Keuangan Inggris juga telah menunjukkan minat terhadap penerbitan obligasi digital.