Putra Putri Mbah Maimun Zubair
Ruqayyah binti Rasulullah
Ilustrasi. Ruqayyah merupakan salah satu putri Rasulullah SAW yang meninggal dunia saat Perang Badar. (CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
Ruqayyah radhiallahu 'anha menikah dengan sahabat Nabi Muhammad, yang mulia Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu.
Ruqayyah mengikuti jejak ayah dan suaminya melakukan hijrah. Namun, dia terserang demam dan meninggal dunia, tepat setelah Perang Badar berakhir.
Ummu Kultsum juga merupakan anak dari Siti Khadijah yang dilahirkan enam tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasul.
Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab yang menceraikannya bahkan sebelum menyentuh Ummu Kultsum. Setelah itu, ia dinikahi Utsman bin Affan pada tahun ke-3 Hijriah.
Fatimah juga merupakan putri dari Khadijah yang lahir di Mekah jauh sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah. Fatimah juga merupakan salah satu anak Rasulullah yang menjadi teladan banyak orang.
Fatimah adalah putri bungsu yang dinikahkan dengan salah satu sahabat nabi, Ali Bin Abi Thalib.
Banyak orang meneladani sifat sabar yang dimiliki Fatimah. Hidup serba susah bersama sang suami tak membuat Fatimah patah arang. Berbagai julukan pun didapatkannya.
Fatimah wafat pada bulan Ramadan tahun ke-11 Hijriah, atau enam bulan setelah Nabi Muhammad wafat.
JANGAN YA DEK !!!❣️❣️!!
NAKAL BOLEH NARKOBA JANGAN YA DEK !!! NAKAL BOLEH NARKOBA JANGAN YA DEK !!! NAKAL BOLEH NARKOBA JANGAN YA DEK !!!
TRIBUNNEWS.COM - Dua putra ulama terkemuka Almarhum KH Maimoen Zubair (Mbah Moen), yaitu KH Muhamad Najih Maimoen (Gus Najih) dan KH Wafi Maimoen Zubair (Gus Wafi), masuk struktur Tim Kampanye Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024.
Masuknya Gus Najih dan Gus Wafi dalam struktur Timnas AMIN disampaikan pada Selasa (21/11/2023).
Gus Najih dan Gus Wafi menjabat Anggota Dewan Penasihat Timnas AMIN, yang diketuai KH Syukron Makmun.
Lantas seperti apa sosok Gus Najih dan Gus Wafi putra Mbah Moen?
Baca juga: Profil Hamdan Zoelva, Mantan Ketua MK yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Dewan Pakar Timnas AMIN
Dikutip dari laman Ponpes Al Anwar, KH Muhammad Najih Maimoen (Gus Najih) merupakan putra kedua KH Maimoen Zubair.
Gus Najih lahir di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, 17 Agustus 1963.
Gus Najih merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar sejak 2019.
Dikutip dari stekom.ac.id, Gus Najih menempuh pendidikan di Madrasah Ghozaliyyah Syafiiyah (MGS) di Karangmangu, desa di Sarang.
Pada 1982, Gus Najih berangkat ke Makkah belajar atas perintah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki setelah Najih mengikuti kajian kitab Sayyid al-Maliki di Malang.
Setelah memperdalam ilmu agama di Makkah, Muhammad Najih kembali ke Sarang pada 1995, mengabdi di Pondok Pesantren Al-Anwar.
Gus Najih ditugaskan mengurus Ribath Darusshohihain yang berfokus pada ilmu hadis.
Baca juga: Daftar 38 Tim Kampanye Daerah Timnas AMIN: Ada Edy Rahmayadi hingga Wakil Ketua DPR RI
Sementara itu KH Wafi Maimoen Zubair (Gus Wafi) merupakan putra keempat dari KH Maimoen Zubair dan Nyai Masthi’ah.
Gus Wafi lahir pada 15 Maret 1977, di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Gus Wafi belajar langsung pada Mbah Moen dan para guru di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah.
REMBANG, katakutip.com – KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen, menjadi sosok ulama yang dikenal berjiwa patriotisme. Dari setiap dakwahnya, Mbah Moen selalu menekankan tentang nasionalisme.
Mbah Moen lahir pada tanggal 6 Agustus 1928. Wafat pada hari Selasa tanggal 6 Agustus 2019, tepat di usia 90 tahun. Mbah Moen wafat saat sedang menunaikan ibadah haji di Mekkah dan dimakamkan di Ma`lla Makkah, Saudi Arabia.
Wafatnya (haul) tokoh ulama kharismatik pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu Sarang Kabupaten Rembang ini akan segera diperingati malam nanti di kompleks Ponpes asuhannya itu.
Baca juga: Besok Haul Mbah Moen Sarang, Terbatas untuk 11 Ribu Pelawat
Dikutip dari laman mtsalanwarsarang.sch.id, dari pernikahannya dengan nyai Hj Fatimah dan nyai Hj Masthi’ah, Almaghfurlah KH Maimun Zubair dikaruniai 9 putra dan puteri.
1. KH Abdullah Ubab2. KH Muhamad Najih3. KH Majid Kamil (Almarhum)4. KH Abdul Ghofur5. KH Abdur Rouf6. KH Ahmad Wafi7. Nyai Hj Rodliyatul Ghorro8. KH Taj Yasin9. KH Muhamad Idror
Semua putra putrinya menimba ilmu agama di berbagai pondok pesantren di dalam dan luar negeri untuk memperdalam ilmu agama.
Baca juga: Sejumlah Tokoh Dijadwalkan Hadiri Haul Mbah Moen: Ada Habib Luthfi, Gus Mus Hingga Gus Baha
Sementara Mbah Moen, semasa hidupnya, selain berguru kepada ulama-ulama di Lirboyo Kediri Jawa Timur Mbah Moen juga berguru kepada ulama di Makkah.
Di antaranya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly.
Liputan6.com, Jakarta Ulama besar Indonesia, Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen wafat di Mekah pada Selasa 6 Agustus 2019. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang tersebut wafat usai menunaikan Salat Subuh.
Selama ini Mbah Moen pun menjadi ulama rujukan di Indonesia yang sering menjadi rujukan dalam bidang fikih. Lahir di Sarang, Rembang 28 Oktober 1928, Mbah Moen ini memiliki 10 orang anak yang semua anaknya menjadi tokoh ulama dan berperan dakwah Islam.
Selama hidupnya, Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, Beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Mbah Moen juga diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kiprah ini juga diikuti oleh anaknya yang bernama Taj Yasin (Gus Yasin) dan Majid Kamil (Gus Kamil) yang yang mengikuti jejak sang ayah menjadi salah satu pemimpin di Wilayah Jawa Tengah yang seperti Mbah Moen menjadi pemimpin umat mayoritas Jawa Tengah.
Berikut fakta sosok Taj Yasin dan Majid Kamil yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/8/2019)
Nabi Muhammad saw memiliki empat anak perempuan yang ibunya adalah Siti Khadijah sa:
Beberapa peneliti termasuk Sayid Jakfar Murtadha percaya bahwa anak-anak perempuan ini adalah keponakan Siti Khadijah sa yang dianggap sebagai anak tiri Nabi Muhammad saw.[3]
Sebagian besar sumber sejarah menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki tiga putra: Qasim, Abdullah dan Ibrahim. Ada beberapa sumber menyatakan bahwa Thayyib dan Thahir juga adalah putra-putra Nabi Muhammad saw.[5] Namun beberapa sumber lagi menolak Thayyib dan Thahir sebagai putra Nabi saw dan menganggap bahwa kedua nama tersebut adalah gelarnya Abdullah.[6] ketiga putra Nabi saw meninggal di usia muda.[7] Setelah wafatnya Abdullah[8] dan menurut nukilan yang lain bahwa setelah wafatnya Qasim,[9] Ash bin Wa'il menyebut Nabi Muhammad saw sebagai "Abtar" (Orang yang terputus keturunannya) karena ia tidak memiliki anak laki-laki dan karena hal tersebut, Surah al-Kautsar diturunkan.
Menurut sumber-sumber sejarah terdapat kesepakatan bahwa Ibrahim sebagai putra Mariyah al-Qibthiyah adalah anak terakhir Nabi saw, tetapi mengenai anak-anak Siti Khadijah sa terdapat perbedaan pandangan dan ada berbagai laporan tentang usia anak-anak Siti Khadijah sa. Dikatakan bahwa mereka dilahirkan di salah satu urutan berikut ini: Qasim, Zainab, Abdullah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ruqayyah[10] Zainab, Qasim, Ummu Kultsum, Fatimah, Ruqayyah dan Abdullah[11] Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah[12] Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah. [13]
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan menemui salah satu putra ulama khos Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen, yakni Kiai Haji Najih Maimoen (Gus Najih) di Sarang, Rembang hari ini. Anies disambut dengan meriah oleh para santri.
Dilansir detikJateng, Anies beserta rombongannya tiba di kediaman Gus Najih, di Kompleks Pondok Pesantren Al-Anwar, di Desa Karangmangu, Sarang sekitar pukul 15.20 WIB. Mereka tampak disambut dan ditemui secara langsung oleh sang tuan rumah beserta para santri.
Penyambutan atas kehadiran Anies Baswedan tampak meriah oleh iringan musik rebana oleh para santri setempat dengan lagu rohani Tola'al badru alaina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies terlihat mengenakan pakaian kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana berwarna hitam, serta peci berwarna hitam.
Saat berjalan melewati lorong kompleks pondok besutan Mbah Moen ini, Anies sempat diteriaki, "Anies presiden" oleh salah satu warga yang hadir. Lalu diikuti jawaban "Amin," secara serentak oleh para santri yang berjajar ikut menyambut kedatangan Anies.
Baca berita selengkapnya di sini.
Lihat juga Video: Anies Bertemu Alumni ITB, Bahas Metode Ilmiah dalam Mengambil Kebijakan
[Gambas:Video 20detik]
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG – Wafatnya KH Maimun Zubair menyisakan kesedihan mendalam bagi umat Islam Indonesia.
Kiai Karismatik yang juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Desa Karangmang, Sarang, Rembang itu wafat pada Selasa (6/8/2019) menjelang subuh di Makkah.
Pondok yang memiliki ribuan santri dan alumni yang sudah tersebar ke berbagai daerah di Tanah Air itu menjadai salah satu rujukan untuk menempuh pendidikan agama.
Lantas sepeninggal Mbah Moen, sapaan akrab KH Maimun Zubair, siapakah yang akan meneruskan tongkat estafet pengasuh Pesantren Al-Anwar?
Diketahui, Mbah Moen memiliki 8 putra dan 2 putri.
Masing-masing telah menikah.
Di antara mereka ada yang menjadi pejabat publik.
Yaitu Taj Yazin Maimun yang kini menduduki jabatan Wakil Gubernur Jawa Tengah dan Majid Kamil Maimun yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Rembang.
Adapun putra Mbah Moen yaitu KH Abdullah Ubab, KH Najih, KH Majid Kamil, KH Abdul Ghofur, KH Abdul Rouf, KH Muhammad Wafi, Taj Yasin, Idror.
Sementara kedua putri Mbah Moen yaitu Sobihah dan Rodliyah.
Dari keterangan KH Majid Kamil, sepeninggal Mbah Moen, anak-anaknyalah yang akan meneruskan tongkat estafet pengasuh Pesantren Al-Anwar.
Mereka telah sepakat untuk bersama-sama meneruskan perjuangan sang ayah untuk mengurus pesantren.
“Diasuh bareng-bareng,” kata KH Majid Kamil, satu di antara putra Mbah Moen, kepada Tribunjateng.com, Rabu (7/8/2019).
Sejah ini, Mbah Moen sangat aktif dalam mengasuh pesantren.
Di antara kegiatan yang dilakukan dalam mengasuh, Mbah Moen terlibat langsung dalam mengajarkan ilmu agama.
Misalnya mengajarkan kitab Tafsir Jalalain dan Aqidatul Awam.
Tidak jarang, Mbah Moen mengimami salat berjemaah para santri. (*)
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW dikaruniai tujuh orang anak oleh Allah SWT. Ketujuh anak ini berasal dari dua istrinya, yakni istri pertama Khadijah, yang memberikan enam orang anak dan Mariyah, istri terakhirnya, yang memberikan satu orang anak.
Meski demikian, tidak semua putra dan putri Nabi Muhammad tumbuh hingga usia dewasa. Diantaranya ada yang meninggal di usia muda, bahkan masih bayi.
Berikut putra dan putri Nabi Muhammad SAW merangkum berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasulullah SAW memiliki tiga orang putra, dari Siti Khadijah dan Mariyah.
Al Qasim adalah putra pertama Nabi Muhammad dari Siti Khadijah. Qasim dilahirkan di Mekah sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah SWT.
Usia Qasim terbilang pendek. Berbagai literatur menyebutnya meninggal dunia di usia dua tahun.
Kisah kematian putra sulung Rasulullah ini juga diriwayatkan dalam Al-Qur'an surat Al Kautsar.
Abdullah dikenal dengan nama at-Thayyib, yang artinya 'yang baik' dan at-Thahir yang berarti 'yang suci'.
Bukan tanpa alasan sebutan ini diberikan. Pasalnya, Abdullah lahir dalam keadaan sudah Islam.
Abdullah adalah putra Rasulullah yang lahir dari Khadijah. Dia lahir di Bi'tsah setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.
Tak berbeda dengan kakaknya, Abdullah juga wafat dalam usia muda ketika masih anak-anak.
Ibrahim adalah putra bungsu Nabi Muhammad yang dilahirkan oleh Mariyah.
Nasib Ibrahim tidak berbeda dengan kedua kakak laki-lakinya. Sekitar 17 atau 18 bulan setelah dilahirkan, Ibrahim meninggal dunia di Madinah.
Simak putra dan putri Nabi Muhammad SAW di halaman berikutnya..
Dari pernikahannya dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW dikaruniani empat orang putri.
Zainab adalah putri pertama Nabi Muhammad dari Siti Khadijah. Setelah dewasa, Zainab menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi‟ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams yang merupakan sepupunya sendiri.
Zainab menikah sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.
Ketika Nabi Muhammad telah resmi menjadi Rasul, Zainab masuk Islam mengikuti jejak seluruh keluarganya. Namun, sang suami tetap memeluk agama jahiliyah sehingga Zainab tidak ikut hijrah ke Madinah bersama ayah dan saudari-saudarinya.
Tidak berapa lama, Zainab hijrah dari Mekah ke Madinah yang kemudian diikuti suaminya yang langsung memeluk Islam. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebab Zainab meninggal dunia di tahun ke-8 Hijriah.